Sabtu, 15 November 2014

Khutbah Jum’at Masjid Tebuireng Kemajmukan Potensi Dasar Manusia Oleh:Drs. K.H. Junaidi Hidayat Pengasuh Ponpes al-Aqobah Kwaron Cukir Jombang Tanggal : 22 Agustus 2014

                             
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
فيَا أَيُّهَا المسلمون اتَّقُوا اللَّهَ ! اتَّقُوا اللَّهَ ! حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
قد أفلح من زكّاها و قد خاب من دسّاها
Ma’syiral Muslimin jama’ah Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Melalui Khutbah ini marilah kita memantabkan kembali komitmen kita untuk senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan Allah segala hal ma’murat, baik yang wajibat maupun mandubat segala hal yang diperintahkankan baik iqtidhail fi’li jaziman yag harus kita lakukan maupun ghoira jaziman yang bersifat anjuran. Begitu pula harus kita tinggalkan apa yang dilarang kepada kita al-manhiyat baik yang bersifat tarkul fi’li jaziman maupun tarkul fi’li ghoira jazimin perintah meninggalkan hal-hal yang dilarang yang bersifat harus ditinggalkan ataupun perintah meninggalkan hal yang dilarang yang bersifat anjuran atau makruhat. Kesadaran ini yang menjadikan diri kita menjadi kita yang berhak mendapatkan kebahagiaan di dunia ini maupun kebagiaan di akhirat nanti.
Ma’asyirol muslimin rahimakumullah
            Sesungguhnya setiap anak manusia itu dilahirkan memiliki potensi kebaikan yang luar biasa, yang didalam bahasa disebut fitrah. Fitrah adalah potensi dasar, potensi kebaikan yang diberikan Allah kepada setiap makhluk manusia yang dilahirkan diatas dunia ini. Cuma dalam perjalanan kehidupan sering kali potensi kebaikan tersebut kemudian tercemari, terganggu, terselewengkan oleh berbagai hal yang ada di luar fitrah ini yang berada dalam unit terkecil yaitu keluarga untuk menumbuhkan dan membangun fitrah ini, menjaga fitrah ini di lingkungan keluarga  maupun lingkungan masyarakat atau pun lingkungan pergaulan sosial yang lebih luas. Atau bisa jadi fitrah ini tidak berkembang atau bahkan hilang yang kemudian berbalik menjadi sebuah potensi keburukan, potensi kejahatan. Ini bisa disebabkan oleh kerena pendidikan yang salah. Karena cara mendidik yang keliru dan pola pembinaan yang salah kaprah yang kemudian menyebabkan fitrah kebaikan ini tidak berkembang atau bahkan hilang dan berubah menjadi potensi keburukan.
            Oleh karena itu yang kita lakukan adalah bagaimana kita senantiasa terus menjaga potensi kebaikan yang telah diberikan oleh Allah SWT di dalam diri kita ini, yang telah menjadi kapital, yang telah menjadi modal dalam mengarungi kehidupan ini. Sehingga kita harus mempunyai optimisme dalam hidup ini. Tidak boleh kita berfikir bahwa ada anak yang nakal ada anak yang bodoh. Kenapa? Karena kembali kepada semua anak itu dilahirkan sebagai sebuah ciptaan yang sangat agung dari Allah SWT dan masing-masing mempunyai kecerdasan yasng berbeda-beda.
            `Kemajemukan kecerdasan ini  masing-masing orang memiliki kecerdasan yang berbeda. Karena ketidaksaman itulah Allah memberikan gambaran lita’arafuu! Kata kuncinya inna akramakum ‘indallahi atqaakum. Kecerdasan masing-masing yang dimiliki harus ditumbuhkan dalam dunia pendidikan, dalam dunia keluarga, dalam kehidupan bermasyarakat, agar setiap potensi anak manusia ini mampu menjadi kekuatan yang bisa membangun kehidupan di alam semesta ini.
            Orang tidak mungkin dipaksa mempunyai kemampuan yang sama. Qul kullun ya’malu ‘ala syakilatihi. al-Qur’an memberikan pedoman itu bima fadhdhalallahu ba’dhakum ‘ala ba’dhin. Masing-masing orang memiliki kelebihan yang berbeda-beda. Pada satu sisi mungkin dia lebih, pada sisi lain dia mungkin kurang. Maka sesungguhnya pendidikan itu tidak boleh memilih-milih anak yang punya kemampuan tertentu, lalu kemudian menyampingkan mereka hanya kerena mereka tidak mampu menguasai ilmu-ilmu tertentu yang dianggap luar biasa hebatnya. Kemampuan hebat itu adalah kemampuan apabila orang mempunyai  kemampuan untuk menghendel problem.
            Kecerdasan itu sesungguhnya adalah kemampuan dalam menyelesaikan masalah bukan karena angka-angka, bukan karena rangking-rangking, bukan juga karena eksak atau ilmu sosial yang ia miliki. Tetapi ilmu apapun yang dimiliki, ketika itu punya kemampuan bisa digunakan sebagai penyelesaian sebuah problem dan permasalahan hidup. Itulah sesungguhnya kata kunci dari sebuah kecerdasan maka sejak dulu, pesantren senantiasa mendasarkan kepada sesuatu yang bersifat konkrit, yang bersifat jelas. Bisa apa kamu? Bisa mimpin tahlil? Bisa mengurus masjid apa tidak? Bisa menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah. Jadi ilmu itu yang nafi’, ilmu yang bermanfaat. Bisa apa kita dengan ilmu yang kita kuasai. Karena ilmu itu belumlah titik. Ilmu itu pada ujungnya, nihayah-nya, adalah al-hidayat, petunjuk yang menerangi kita lalu emudian kita mampu berbuat yang terbaik daam kehidupan kita.
            Oleh karena itu kepada seluruh santri, kawan-kawanku ini, kita masuk ke dunia pendidikan ini, terutama di pesantren ini, harus bangun mindset dan pikiran kita bahwa ita masuk dalam lembaga perjuangan. Kita tidak sekedar mencari urusan makan, urusan perjuangan. Kita di sini untuk berjuang. Berjuang bagimana menegakkan ajaran agama ini dengan cara yang diajarkan oeh pra ulama dengan cara tasamuh, toleran, dengan cara yang baik dibernarkan oleh agama. Jadi ukuran-ukuran orang berhasil itu di sana. Bagaimana kita bis birrul walidain, ngabekti kepada orang tua kita, baik yang masih hidup maupun yang mungkin sudah tidak ada. Ukuran-ukuran hebat tidak sekedar ukuran-ukuran bersifat normatif formalistik, angan-angan kognitif, apalagi sampai menjastifikasi ini anak hebat dan ini bukan anak hebat. Ini merupakan tindakan yang diskriminatif terhadap potensi yang dimiliki oleh setiap orang.
            Allah menciptakan tanah saja ada masing-masing petensinya. Tanah ini layak ditanami tembakau, tanah ini layak ditanami pohon-pohon tertentu, ada yang ditanami tanaman seperti tebu, palawija dan lainnya. Ini karena mempunyai potensi yang berbeda. Maka jangan dipaksa anak kita berenang, jangan dipaksa semuanya menjadi bebek, jangan dipaksa semua menjadi burung. Karena anak kita mungkin ada yang bisa terbang, mungkin ada yang bisa berenang, mungkin ada yang mempunyai kemampuan linguistic berbicara hebat, meskipun dalam eksak dia kurang. Mungkin dia akan menyelesaikan hidupnya dengan kemampuan berbicaranya. Ada juga yang kemampuan eksaknya lebih sehingga mungkin dia akan menyelesaikan hidupnya dengan kemampuan eksaknya itu. Ada juga yang mempunyai keilmuan agama yang lebih, sehingga mungkin dengan kemempuan di bidang agama itu bisa menyelesaikan masalahnya dalam hidup ini.
            Bahwa hidup diciptakan oleh Allah SWT dengan potensi yang berbeda-beda dengan warna-warna yang berbeda dan jangan sampai semua orang dipaksa seakan mempunyai potensi yang sama. Ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap potensi dasar terhadap fitrah yang masih berbeda yang dimiliki oleh anak kita ini.
            بارك الله لي و لكم في القرآن العظيم و نفعنا و إيّاكم بما فيه من الأيات و الذّكر الحكيم إنّ الله جوّاد كريم  رؤوف رحيم
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ (bilal)
(Khutbah ke dua)
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ محمداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُه
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. اَللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ وَلاَ دَيْنًا إِلاَّ قَضَيْتَهُ وَلاَ حَاجَةً مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ إِلاَّ قَضَيْتَهَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارً اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا وآخر دَعْوَانَا لله رَب الْعَالَميْنَ

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةِ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وُلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّهُ وَتَرْضَاهُ وَأَعِنْهُ عَلَى الْبِرِّ وَالتَقْوَى ، وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالإِكْرَامِ . اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ نَبِيِّكَ محمد صلى الله عليه وسلم .
عبادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فاذكروا اللهَ يذكرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم ولذِكْرُ اللهِ أكبرُ، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.






           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar