Sabtu, 22 November 2014

38.PENYESALAN

Pikiranku melayang
Menuju ruang hampa akan rasa
Tiada terkaan angin menjelma
Menjadi bercampur debu debu kotor
Sehingga mataku terlilip olehnya

Air mata tak akan keluar dari mata
Tapi akan keluar dari hati dengan campur darah
Warna mendelima, langkahnya suatu fenomena
Membusuk, seperti baru saja ditusuk

Itu adalah air mata penyesalan
Atas dosa-dosa, yang jika diukur,
Lebih tinggi dari Everest, lebih luas dari Pasifik
Hingga tak tahu lagi, adakah kartu biru di dapat

Bagaimana bisa membuka lembaran baru
Kalau saja, diri berlumur oleh cairan magma
Magma neraka yang panas, berkubaran dengan api api
Membentuk percikan percikan besar

Entah sampai kapan ini terjadi
Aku lelah, letih, melemas  anganku
Memecah otakku menjadi kepingan kepingan
Entah,bagaimana itu bisa terjadi
Kering sudah daun harapku
Gugur entah kemana arah jatuhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar