Kilau-kemilau nan memukau
Ribuan peratapan,
Ribuan penantian,
Tiba-tiba menggerogot ke selubung cahya
Tinggal ratapan tak berujung
Menjulur jalur bak lidah kobra
Semburkan bisa amarah bara
Puing-puing mimpi tercerai berai
Teronsok tak tentu guna daya
Pertiwi menangis iris
Tangisi diri sebab pahit penghancuran
Termamah, terinjak
Seperti rumput di ujung salju
Jaya wahai pertiwiku
Tangis pasti kan berlalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar