Saat bulan purnama
Ku tuliskan sebutah cerita luka
Tentang sebungkus permen cinta
Yang di gerogoti oleh semut-semut merah
Hingga sisakan bungkusannya saja
Tapi permen cinta adalah perasa
Tidaklah sebab manisnya
Ataukah pun tampang luarnya
Tapi cinta memang hati yang berkata
Bukanlah lidah
Yang hanya bisa berkata
Tak bisa mengukur barometer rasa
Tapi luka ini memang pedih
Karena cinta yang termanipulasi
Lunglai rasa ini
Tiada yang dapat mengganti jernih
Walau lidah berkata enak sekali
Tapi hati tak mampu dikotori
Tidak ada komentar:
Posting Komentar