Secarah
Komplek, islam mengatur kehidupan menusia. Mulai dari hal yang paling sederhana
seperti kebersihan, makan, minum, sampai hal-hal yang besar seperti pernikahan,
perceraian, pelanggaran HAM, toleransi, dan mekanisme berkomunikasi secara
vertical dan horizontal. Islam mengajarkan manusia bergaul dengan sesama,
lingkungan, dan alam. Islam yang dibawa sang Nabi Besar menyerukan untuk
menyebar cinta bukan menanam benci, menstimulus keseimbangan dan stabilitas kehidupan
di dunia. Bukan benar begitu?
Secara garis
besar hal-hal demikian sudah diatur dalam al-qur’an dan Sunnah. Bakan dalam
hal-hal Mu’amalah al-qur’an menyampaikan ayat-ayatnya dengan sangat gamblang.
Bagaimana ayat hutang saja menjadi ayat terpanjang dan memenuhi satu halaman.
Bagaimana ayat riba juga mewarnai khazanah kalam tuhan secara jelas, begitu
juga ayat waris. Al-Qur’an juga melarang manusia untuk berbuat rusak dibumi,
merusak bisa dimanifestisakan dalam bentuk pengkotoran, perusakan alam, termasuk
juga membuang sampah di kali, menggundul hutan, pembakaran liar dll. Bukankah
itu pengrusakan? Sesuai Al-qur’an? Islam juga mengajarkan untuk berbagi dan
menhindari kesenjangan sosial yang terlalu tinggi. Untuk itu kenapa islam
mencanangkan zakat, shodaqoh, infaq dan wakaf. Bukan memperkaya diri dan
menjadi raja minyak, raja emas, tapi sekitarnya miskin dan kelaparan diam saja. Itulah kenapa dulu para sahabat
bershodaqoh tak tanggung-tanggung, mulai dari seperempat, setengah sampai seluruh
hartanya. Rasul sendiri tak menyimpan makanan lebih dari 24 jam.
Tapi jika
kita menilik lebih mawas diri, kita sebagai umat islam apakah kita sudah
melakukannya? Sudahkan kita berlaku bersih dan peduli lingkungan? Apakah kita
menanggalkan egoisme untuk sesama? Indonesia sebagai Negara berpenduduk islam
terbesar, pembuangan sampahnya juga banyak, penggundulan hutannya juga semakin
menjadi-jadi seperti yang dilakukan di Riau baru-baru ini melalui pembakaran,
tingkat kriminalitas juga meningkat, kesadaran sosial sesama juga semakin
rendah, toleransi berganti pagansi, kejujuran dijual murah, bahkan ayat-ayat tuhan
dijual murah dengan tarif-tarif dunia yang menarget. Kita lihat betapa miris di
Jakarta dibawa gedung pencakar langit berdiri reyok pemukiman kumuh. Masih di
Jakarta, sampah menumpuk dan banjir pun menjadi tamu tahunan dan agenda
penghabisan uang Negara, korupsi semakin menjadi hobi.
Kita coba
melihat dunia islam secara internasional, antara sesama islam berperang,
bermusuhan, saling membantai, hak-hak manusia dicopot secara paksa, pemerkosaan
rakyat terjadi begitu lama. Lihat saja Negara-negar arab, berperang tak
berujung demi kekuasaan dan pengaruh besar. Sedangkan para musuh islam tertawa
bahagia merasa menang tanpa bekeringat basah. Mana ajaran yang kompleks itu
disimpan?
Sebaliknya,
para manusia yang kita lebeli sebagai “Kafir” justru secara moral mereka
meninggalkan umat islam jauh. Pusat Jaringan Informasi Ulmu pengetahuan Bumi
(International Erth Science Information Network) Columbia University dan Pusat
Kebijakan dan Undang-Undang Lingkungan(Environmental Law and Policy) Yale
University melangsir hasil penelitian terhadap 140 negara. Dari semua Negara
tersebut 10 negara terbersih adalah Swiss, Swedia, Norwegia, Finlandia, Costa
Rica, Austria, Selandia Baru, Latvia, Columbia, dan Perancis. Kesemuanya apakah Negara berpenduduk muslim
besar? Betapa Jepang sangat menghargai waktu dan mengamalkan khomsan ala
khomsin, dan al-waqtu ka al-saif, sehingga kedisiplinan itu membawa kemakmuran.
Secara aqidah meraka bukan islam, tapi banyak nilai-nilai islam justru
terlaksana dengan baik. Kekomplekan islam dipakai mereka.
Kita merasa
sudah cukup menjadi muslim, tapi kita mengabaikan kemusliman kita sendiri itu.
Kita dibutakan oleh janji surge Tuhan atas keimanan kita. kita ditulikan dengan
ayat “kuntum Khoiro ummatin” padahal lanjutannya “ta’muruna bil ma’ruf wa
tanhauna anil munkar” dilupakan, bahkan tak sedikit yang menimbulkan
kemungkaran-kemungkaran baru. Tentu tidak semua umat islam adalah demikian.
Banyak juga muslim yang benar-benar menghargai keislamannya. Tetapi banyaknya
muslim yang tidak sadar keislamannya dan menhujat sesama secara buta, akan
menmarginalkan islam sendiri dan semakin menjadikannya partikel-partikel kecil
yang akan lama-lama menjadi tak terlihat.
Kita sering
menyalahkan mereka(orang-orang kafir) dan menhujat mereka habis-habisan. Tapi
kita lupa dalam diri ada kekufuran yang semakin mengakar dan beranak. Marilah
kita tunjukkan islam yang benar-benar rahmatan lil alamin bukan hanya sebagai
spanduk belaka. Islam agama muamalah islam agama penuh cinta kasih islam agama
penerus tranferisasi rahmat tuhan, dan benar-benar agama yang diridhoi tuhan.
Salam islam
penyebar cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar