Minggu, 16 November 2014

Islam yang Kafir dan Kafir yang Islam


Secarah Komplek, islam mengatur kehidupan menusia. Mulai dari hal yang paling sederhana seperti kebersihan, makan, minum, sampai hal-hal yang besar seperti pernikahan, perceraian, pelanggaran HAM, toleransi, dan mekanisme berkomunikasi secara vertical dan horizontal. Islam mengajarkan manusia bergaul dengan sesama, lingkungan, dan alam. Islam yang dibawa sang Nabi Besar menyerukan untuk menyebar cinta bukan menanam benci, menstimulus keseimbangan dan stabilitas kehidupan di dunia. Bukan benar begitu?

Secara garis besar hal-hal demikian sudah diatur dalam al-qur’an dan Sunnah. Bakan dalam hal-hal Mu’amalah al-qur’an menyampaikan ayat-ayatnya dengan sangat gamblang. Bagaimana ayat hutang saja menjadi ayat terpanjang dan memenuhi satu halaman. Bagaimana ayat riba juga mewarnai khazanah kalam tuhan secara jelas, begitu juga ayat waris. Al-Qur’an juga melarang manusia untuk berbuat rusak dibumi, merusak bisa dimanifestisakan dalam bentuk pengkotoran, perusakan alam, termasuk juga membuang sampah di kali, menggundul hutan, pembakaran liar dll. Bukankah itu pengrusakan? Sesuai Al-qur’an? Islam juga mengajarkan untuk berbagi dan menhindari kesenjangan sosial yang terlalu tinggi. Untuk itu kenapa islam mencanangkan zakat, shodaqoh, infaq dan wakaf. Bukan memperkaya diri dan menjadi raja minyak, raja emas, tapi sekitarnya miskin dan kelaparan  diam saja. Itulah kenapa dulu para sahabat bershodaqoh tak tanggung-tanggung, mulai dari seperempat, setengah sampai seluruh hartanya. Rasul sendiri tak menyimpan makanan lebih dari 24 jam.
Tapi jika kita menilik lebih mawas diri, kita sebagai umat islam apakah kita sudah melakukannya? Sudahkan kita berlaku bersih dan peduli lingkungan? Apakah kita menanggalkan egoisme untuk sesama? Indonesia sebagai Negara berpenduduk islam terbesar, pembuangan sampahnya juga banyak, penggundulan hutannya juga semakin menjadi-jadi seperti yang dilakukan di Riau baru-baru ini melalui pembakaran, tingkat kriminalitas juga meningkat, kesadaran sosial sesama juga semakin rendah, toleransi berganti pagansi, kejujuran dijual murah, bahkan ayat-ayat tuhan dijual murah dengan tarif-tarif dunia yang menarget. Kita lihat betapa miris di Jakarta dibawa gedung pencakar langit berdiri reyok pemukiman kumuh. Masih di Jakarta, sampah menumpuk dan banjir pun menjadi tamu tahunan dan agenda penghabisan uang Negara, korupsi semakin menjadi hobi.
Kita coba melihat dunia islam secara internasional, antara sesama islam berperang, bermusuhan, saling membantai, hak-hak manusia dicopot secara paksa, pemerkosaan rakyat terjadi begitu lama. Lihat saja Negara-negar arab, berperang tak berujung demi kekuasaan dan pengaruh besar. Sedangkan para musuh islam tertawa bahagia merasa menang tanpa bekeringat basah. Mana ajaran yang kompleks itu disimpan?
Sebaliknya, para manusia yang kita lebeli sebagai “Kafir” justru secara moral mereka meninggalkan umat islam jauh. Pusat Jaringan Informasi Ulmu pengetahuan Bumi (International Erth Science Information Network) Columbia University dan Pusat Kebijakan dan Undang-Undang Lingkungan(Environmental Law and Policy) Yale University melangsir hasil penelitian terhadap 140 negara. Dari semua Negara tersebut 10 negara terbersih adalah Swiss, Swedia, Norwegia, Finlandia, Costa Rica, Austria, Selandia Baru, Latvia, Columbia, dan Perancis.  Kesemuanya apakah Negara berpenduduk muslim besar? Betapa Jepang sangat menghargai waktu dan mengamalkan khomsan ala khomsin, dan al-waqtu ka al-saif, sehingga kedisiplinan itu membawa kemakmuran. Secara aqidah meraka bukan islam, tapi banyak nilai-nilai islam justru terlaksana dengan baik. Kekomplekan islam dipakai mereka.
Kita merasa sudah cukup menjadi muslim, tapi kita mengabaikan kemusliman kita sendiri itu. Kita dibutakan oleh janji surge Tuhan atas keimanan kita. kita ditulikan dengan ayat “kuntum Khoiro ummatin” padahal lanjutannya “ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna anil munkar” dilupakan, bahkan tak sedikit yang menimbulkan kemungkaran-kemungkaran baru. Tentu tidak semua umat islam adalah demikian. Banyak juga muslim yang benar-benar menghargai keislamannya. Tetapi banyaknya muslim yang tidak sadar keislamannya dan menhujat sesama secara buta, akan menmarginalkan islam sendiri dan semakin menjadikannya partikel-partikel kecil yang akan lama-lama menjadi tak terlihat.
Kita sering menyalahkan mereka(orang-orang kafir) dan menhujat mereka habis-habisan. Tapi kita lupa dalam diri ada kekufuran yang semakin mengakar dan beranak. Marilah kita tunjukkan islam yang benar-benar rahmatan lil alamin bukan hanya sebagai spanduk belaka. Islam agama muamalah islam agama penuh cinta kasih islam agama penerus tranferisasi rahmat tuhan, dan benar-benar agama yang diridhoi tuhan.
Salam islam penyebar cinta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar