Indonesia adalah Negara republik demokrasi di Asia tenggara(ASEAN) yang
terdiri dari kepulauan yang terbesar di dunia. Karena itu disebut sebagai
Nusantara. Nusa = Pulau, dan antara = diapit, artinya diapit oleh dua benua,
Asia-Australia dan 2 samudra Pasifik-Hindia.
Sedangkan Maroko atau yang disebut Maghriby(Negeri Matahari Terbenam)
dan sebutan lainnya seperti Negeri Serubu Benteng dan Negeri 7 wali,
adalah negara berbentuk monarki/kerajaan konstitusional di ujung barat Afrika
utara, berada di jalur Afrika-Eropa. Nama resmi negara ini adalah Al-mamlakah
AL-maghribiyyah(المملكة
المغربيّة). Jarak kedua negara ini adalah lebih dari 6000 km atau hampir sepertiga dari lingkaran dunia. Dengan jarak yang terpaut jauh dan sistem pemerintahan yang sangat
berbeda apalagi budaya dan bahasanya, kedua negara ini menitih sejarah yang
hampir terlupakan. Sejarah yang oleh genarasi kedua negara sekarang dan masyarakat dunia tak banyak
diketahui. Ketika
yang dibahas adalah sejarah Indonesia-Malaysia, Indonesia-Lebanon, Indonesia-Vietnam,
dan negara-negara
lainnya yang terpublikasikan secara luas di dunia internasional, banyak dari kita yang sedikit banyak
mengetahuinya. Tapi ketika yang disebut Indonesia-Maroko, maka sedikit orang
yang tahu sedikit hal dari pembahasan ini.
Anggota Sanggar Komunitas Penulis Muda Tebuireng(KEPOEDANG) dan aktif di Tebuireng Media Group serta wartawan NU Online Koresponden Pesantren Tebuireng
Minggu, 23 November 2014
Sabtu, 22 November 2014
Tebuireng Siap Hadai UNAS
abrorsanggarkepoedang.blogspot.com-Jombang, Ujian Nasional SMA sederaja, tinggal menghitung jam. Semua sekolah tingkat SMA sederajat sibuk menghadapi UN yang menjadi hajatan rutin dunia pendidikan nasional setiap tahunnya. Begitu juga dengan SMA Ahmad Wahid Hasyim dan MA Salafiyah Syafi’iyyah PP Tebuireng. Bagaimana persiapan dua unit pendidikan dibawah naungan PP Tebuireng ini pada H-1 UN 2014 ini ?
Dua Unit pendidikan di Tebuireng akan ikut serta dalam hajatan tahunan pendidikan nasional. Lebih dari 400 Santri akan turut serta dalam UN 2014 dan melibatkan lebih dari 30 guru yang ikut turun menangani persiapan materi UN. Jombang(13/04).
PKPT IPNU-IPPNU Pertama di Jombang Resmi Dilantik
abrorsanggarkepoedang.blogspot.com – Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) Ikatan Pelajar Nahdhotul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Universitas Hasyim Asy’ari kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang resmi dilantik di Pesantren Tebuireng, Kamis (27/03).
Pelantikan PKPT Tebuireng ini adalah kali pertama yang diadakan Perguruan Tinggi di Kabupaten Jombang. Diharapkan PKPT akan menjadi langkah awal pengaruh NU di Perguruan Tinggi di Indonesia.
Menurut ketua PKPT Hasyim Asy’ary terlantik, Imam Masyhudi, PKPT pertama ini akan dibawa pada gerakan pertahanan faham Ahlusunnah Wal Jama’ah dilingkungan Tebuireng khususnya di lingkungan UNHASY dan MAHAD ALY. Selain itu Masyhudi juga menyatakan tekatnya akan menyusun program PKPT yang bermanfaat bagi kemajuan intelektual mahasiswa dan berkesinambungan dengan program ke-pelajar-an PBNU. Disela-sela sambutannya ketua yang
Juga adalah mahasiswa unhasy itu memberikan semangat kepada para pengurus dengan slogan yg diusung IPNU-IPPNU dari masa ke masa ”Belajar, berjuang, dan bertakwa.”
Juga adalah mahasiswa unhasy itu memberikan semangat kepada para pengurus dengan slogan yg diusung IPNU-IPPNU dari masa ke masa ”Belajar, berjuang, dan bertakwa.”
Turut hadir Sekretaris PCNU kab Jombang, Gus Muslimin, menyampaikan turut berbangga dengan terbentuknya PKPT Hasyim Asy’ary dan siap mengawal jalanannya pelaksaan program dan berusaha menfalitasinya. Dalam kesempatan yang sama juga menyampaikan bahwa PCNU Kabupaten Jombang akan mendirikan PKPT lain dibeberapa Perguruan Tinggi di Jombang.
Hadir dalam pelantikan sebagai Ketua MWCNU, Gus Fahmi yang juga sebagai salah satu dewan pembina PKPT Hasyim Asy’ary menyampaikan apresiasi tinggi. Bahkan beliau siap membina PKPT HA menuju kemajuan dan pengembangan demi usaha mempertahankan eksistensi islam NU ahlusunnah wal jama’ah. (ABR/tbi.org)
Dimuat di tebuireng.org tanggal 27 Maret 2014
Dimuat di tebuireng.org tanggal 27 Maret 2014
Tebuireng Rumah Toleransi
abrorsanggarkepoedang.blogspot.com – Pusat Kajian Pesantren dan Demokrasi(PKPD) Pondok Pesantren Tebuireng kembali mengadakan diskusi berbobot berskala international, Ahad (2/3/2014). Diskusi bertajuk “Masa Depan Toleransi di Indonesia dan bedah buku Pledoi Tajul Muluk” yang diadakan di Gedung Yusuf Hasyim lantai 2 sebagai bentuk kepedulian Tebuireng kepada masa depan toleransi di Indonesia.
Diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber berbobot, yaitu Prof. Philips Buckley ahli multikulturalisme McGill University Canada, Akhol Firdaus editor buku “Quod Revelatum?” Pledoi Ust Tajul Muluk, dan Pdt. Simon Flantopa tokoh lintas agama Jawa Timur. Selain itu dihadiri oleh peserta dari berbagai kalangan mulai dari santri Tebuireng, Mahasiswa, tokoh Gusdurian Jombang, tokoh lintas agama dan beberapa pendeta. Dengan di moderatori oleh Kordinator Gusdurian Jawa Timur terkemuka Aan Anshory, acara ini berjalan menarik.
Tebuireng Selenggarakan Bahtsul Masail Se-Jatim
abrorsanggarkepoedang.blogspot.com--Pesantren Tebuireng menyelenggarakan Bahtsul Masail dengan mengundang para santri dari berbagai pesantren di Jawa Timur, Kamis (20/2/2014). Aktifitas intelektual seperti ini penting diselenggarakan secara massal di Pesantren maupun masyarakat guna menjawab berbagai permasalahan social dalam kehidupan.
Acara ini diikuti oleh puluhan pesantren yang tersebar didaerah Jawa Timur, seperti Lirboyo, Sidogiri, Ploso, Paiton, Pacol Gowang dan lain sebagainya.
Sambutan selanjutnya disampaikan langsung oleh Rektor Ma’had Aly Hasyim Asy’ari KH.Nur Hanan, Lc, M.Pdiyang mewalikili civitas Tebuireng sekaligus perwakilan dari Gus Sholah yang saat itu tidak bisa hadir karena ada pertemuan dengan para sejarawan guna membahas Museum Nusantara KH. Hasyim Asy’ari di Jakarta.
Boleh Sholat Pakek Masker
abrorsanggarkepoedang.blogspot.com--Jombang, Sholat Jum’at hari ini, 14 Pebruari 2014 nampak berbeda dari sholat jumat pada biasanya. Pasalnya Jumat kali ini para jamaah sholat dikabupaten Kediri dan sekitarnya was-was dengan abu vulkanik letusan Gunung Kelud yang beterbangan.
Dampak abu vulkanik letusan gunung kelud kediri jawa timur, tidak hanya menimpa aktivitas perokomian warga, tapi juga dirasakan oleh para santri.
Tak terkecuali santri pondok pesantren tebuireng. Kegiatan ibadah juga sempat terganggu akibat bertebarannya abu vulkanik di lingkungan pesantren.
40.DEBU PASIR
Bukit pasir remanen
Membentuk gundukan
Menjelmakan rasa dan jiwa
Menjadi manifes galau
Diriku terombang-ambing
Diriku debu bukit pasir
Terlintasi oleh para kafilah
Seharusnya
Rasa yang beroase
Menyejukkan di tengah gurun
Berubah,
Menjadi sabana kering
Yang bersemak duri
Kumpulan-kumpulan debu terorak arik
Oleh ulah angin
Yang legah, menghancukan
Kepingan-kepingan batu keras
Lembut tak bersisa
Aku tak tahu
Akan bawa rasaku ini pergi
Gurun sudah tak beroase
Sabana pun kering berduri
Apa harus aku biarkan mati ?
Langganan:
Postingan (Atom)